Home » » Mendikbud: Jangan Sampai Ada Tawuran Lagi

Mendikbud: Jangan Sampai Ada Tawuran Lagi

Written By Dino Cerata on Senin, 15 Oktober 2012 | 05.37

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Mendikbud: Jangan Sampai Ada Tawuran Lagi
Oct 15th 2012, 12:37

KOMPAS/ASWIN RIZAL HARAHAP Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menemui perwakilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Makassar, Jumat (12/10). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membentuk tim pencari fakta untuk menginvestigasi penyebab tawuran antarmahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang mengakibatkan dua orang tewas, Kamis (11/10/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah tawuran pelajar di Jakarta memakan dua korban jiwa, aksi kekerasan antarmahasiswa di Makassar juga kembali menelan dua korban jiwa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, sejumlah insiden tawuran belakangan ini hendaknya dijadikan pelajaran dan tidak sepatutnya terulang lagi. Apalagi, tawuran seperti ini juga berdampak pada keluarga dan masyarakat.

"Ada beberapa pilihan untuk masalah ini. Tapi yang harus dipilih adalah stop secepatnya. Jangan kembali ada kejadian seperti ini," kata Nuh, saat memberi sambutan di hadapan rektor se-Indonesia di Gedung D Dikti, Jakarta, Senin (15/10/2012).

Dia mengungkapkan, setelah kunjungannya ke keluarga korban peristiwa tawuran mahasiswa di Makassar, dirinya melihat kondisi orang tua yang kehilangan anak yang menjadi tumpuan dan harapan masa depan harus meninggal dengan cara semacam itu.

"Orangtua anak itu hanya petani. Dia sudah semester akhir, sebentar lagi lulus. Bayangkan rasanya orangtua yang bekerja keras untuk anaknya tapi akhirnya seperti itu," papar Nuh.

Untuk itu, ia meminta pada semua institusi pendidikan tinggi seluruh Indonesia untuk mampu mengawal, mengasuh, dan menjaga anak didiknya. Pasalnya, pendidikan tinggi memiliki tugas yang besar, yaitu menyempurnakan pendidikan anak didik yang tidak didapat dari pendidikan sebelumnya.

"Apa saja kekurangan dari pendidikan sebelumnya, pendidikan tinggi harus mampu menyempurnakan. Ini tugas luar biasa dari jenjang pendidikan terakhir," ungkap Nuh.

"Jadi sebagai pendidikan tinggi harus mampu melakukan ini. Jika mencium gelagat tidak baik langsung dibereskan," tandasnya.

Seperti diketahui, aksi tawuran antarmahasiswa di Universitas Veteran RI (UVRI) di Kota Makassar, Kamis (11/10/2012), memakan dua korban tewas yang berasal dari Fakultas Teknik. Kedua korban masing-masing bernama Rizky Munandar dan Haryanto.

Sebelumnya, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) terlibat tawuran dengan mahasiswa Fakultas Teknik UVRI, Kamis (11/10/2012), di kampus UVRI, Jalan Antang Raya, Kecamatan Manggala.

Menurut informasi yang dihimpun di sekitar lokasi kejadian, tawuran mahasiswa dua fakultas dalam satu kampus ini dipicu oleh lemparan batu yang mengenai salah seorang mahasiswi Fakultas Teknik pada Rabu (10/10/2012) malam. Mahasiswa Fakultas Teknik menuding, pelaku pelemparan batu itu adalah mahasiswa FKIP. Akhirnya, mahasiswa teknik membalasnya dengan melemparkan batu ke mahasiswa FKIP yang lokasinya tak terlalu jauh itu.

Sebelumnya, sejumlah tawuran antarpelajar pecah di Jakarta dan beberapa daerah di nusantara hingga memakan korban jiwa. Salah satunya, tawuran yang pecah di kawasan langganan tawuran di Bulungan dan Mahakam akhir September lalu. Alawy Yusianto Putra, pelajar SMA Negeri 6 Jakarta Selatan tewas dalam aksi tawuran ini.

Editor :

Caroline Damanik

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger