Home » » Anak Muda, Masihkah Antusias Berbahasa Indonesia

Anak Muda, Masihkah Antusias Berbahasa Indonesia

Written By Dino Cerata on Senin, 29 Oktober 2012 | 05.35

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Anak Muda, Masihkah Antusias Berbahasa Indonesia
Oct 29th 2012, 12:35

Oleh: Ryandy Dwian Suchendar

KOMPAS.com - "Kami, putra-putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.."

Secara sosiologis, Bahasa Indonesia lahir dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Hingga kini, kosakata Bahasa Indonesia kian bertambah melalui serapan bahasa asing dan daerah. Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu sebelumnya telah dikenal oleh banyak negara asing melalui perannya sebagai lingua franca pada abad ke-14.

Tak sedikit negara yang tertarik mendalami bahasa Indonesia. Di tahun 2009 saja disebutkan setidaknya ada 45 negara telah membuka pengajaran Bahasa Indonesia di seluruh dunia (Kompas.com, 29 Oktober 2009). Di dalam negeri, program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) tersebar di berbagai universitas di Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) adalah salah satu universitas yang menyediakan BIPA. Sebagian besar mahasiswa asing di BIPA FIB UI berasal dari Korea Selatan.

"Kalau belajar Bahasa Indonesia, ada kesempatan kerja. Bisa jadi manajer." Ujar Kim Tae Gu saat diwawancarai tim media komunikasi Cangkir Ikatan Keluarga Sastra Indonesia UI (Juni, 2012). Kim Tae Gu adalah salah satu mahasiswa asal Korea Selatan yang telah menempuh tiga semester di program studi Sastra Indonesia UI. Banyaknya kerjasama yang dilakukan Indonesia terhadap negara lain di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya, membuat warga negara asing berlomba-lomba belajar bahasa Indonesia sehingga komunikasi menjadi lebih lancar.

Antusiasme bangsa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia sangat besar. Lantas, bagaimana dengan generasi penerus bangsa ini? Apakah generasi muda Indonesia juga memiliki antusiasme yang besar dalam memahami dan meresapi pentingnya bahasa Indonesia sebagai jati diri dan identitas bangsa Indonesia?

Dengan bertambahnya Intensitas pelajar asing dalam belajar Bahasa Indonesia, kita harus bangga bahwa bahasa kita diminati oleh bangsa asing. Namun, semangat ini tampaknya tidak tercermin di kalangan generasi muda.

Mei 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan tujuh ribu siswa SMA tidak lulus ujian nasional (UN) karena mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia (Kompas.com, 25 Mei 2012). Bahasa Indonesia seakan-akan dianggap sebagai bahasa yang sulit dipelajari. Pihak kementerian harus membuat solusi supaya mata ajar Bahasa Indonesia menjadi mata ajar yang mudah dipahami.

Selain itu, dalam keseharian, masih sering kita jumpai penggunaan kosakata bahasa alay yang berkembang luas di masyarakat, khususnya remaja. Bahasa alay atau bahasa Indonesia nonformal yang digunakan sering digunakan saat mengirim pesan singkat (SMS) boleh saja digunakan asal sesuai konteks pembicaraan, seperti pergaulan remaja. Jika sudah masuk dalam ranah dunia akademis, seperti dalam sekolah, perkuliahan, seminar, dan rapat, bahasa tersebut harus dihindari dan diganti dengan bahasa formal.

Pelestarian Bahasa Indonesia juga tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah pusat bersama Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Namun, ini menjadi tanggung jawab masyarakat, mulai dari mahasiswa, guru, pegawai kantoran, sampai pewarta berita di stasiun televisi.

Di kalangan mahasiswa, banyak diadakan acara-acara kebahasaan untuk memperingati bulan bahasa. Biasanya acara kebahasaan diadakan oleh mahasiswa program studi Indonesia. Contohnya adalah Ikatan Keluarga Sastra Indonesia UI yang mengadakan Festival Bulan Bahasa Indonesia (Falasido), 29-30 Oktober ini.

Kita sebagai pemilik, penerus, dan pengguna bahasa Indonesia, justru seharusnya lebih cekatan dalam menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mari kita semarakkan bulan bahasa dengan mengingat lagi perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Jaya negeriku, jaya bahasaku, jaya Bahasa Indonesia!

(Ryandy Dwian Suchendar, Ketua Ikatan Keluarga Sastra Indonesia FIB UI 2012)

Editor :

Caroline Damanik

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger