Home » » Bahasa "Alay" Biarkan Saja...

Bahasa "Alay" Biarkan Saja...

Written By Dino Cerata on Senin, 29 Oktober 2012 | 05.35

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Bahasa "Alay" Biarkan Saja...
Oct 29th 2012, 12:35

Bahasa "Alay"? Biarkan Saja...

KOMPAS.com/Caroline Damanik Ilustrasi: bahasa "alay".

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren bahasa "alay" terus merebak. Tak hanya di kalangan anak muda, tetapi juga di antara orang dewasa. Bahasa pergaulan yang mulai populer tahun 2009 ini pun masih saja nge-tren sampai saat ini dalam berbagai variasi. Makin masif karena media massa mempopulerkannya lewat iklan dan tayangan-tayangan.

Menanggapi fenomena ini, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Mahsun, tak ambil pusing. Bahasa gaul anak muda ini tidak dinilainya sebagai suatu permasalahan yang besar.

"Tidak apa-apa, biarkan saja!" katanya kepada Kompas.com sambil tertawa di Jakarta, Kamis lalu.

Bahasa "alay", lanjutnya, tak akan bertahan lama. Menurut Mahsun, tren ini hanya akan berkembang dalam rentang waktu terbatas saja dan tidak akan berefek buruk jika anak dan remaja tahu tentang posisi bahasa "alay" yang sebenarnya.

"Biarlah untuk sesaat dan hanya untuk kepentingan pergaulan anak muda. Selama, kita dapat menumbuhkan kesadaran bahwa bahasa 'alay' juga merupakan bagian dari varian bahasa kita, mereka pun tahu caranya berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai tempatnya," terang Mahsun dengan santai.

Menurutnya, sehebat apa pun bahasa di dunia, pasti memiliki keberagaman, baik itu jenis, idiom, maupun tata bahasanya. Bahkan, setiap bahasa akan terus mengalami perkembangan dan perubahan. Hanya saja, para ahli bersepakat untuk memiliki satu standar bahasa yang nantinya dapat digunakan oleh suatu masyarakat tertentu. Dengan demikian, bahasa tersebut menjadi satu bahasa yang dimengerti banyak orang sehingga pesan satu sama lain dapat tersampaikan.

"Jadi tidak bisa dihindari hal seperti itu. Tinggal kita tahu menempatkan posisi berkomunikasi seperti apa? Menjaga supaya tidak seenaknya berbahasa, juga menjaga pertumbuhan bahasa biar tidak liar," ujarnya lagi.

Mahsun menambahkan, masyarakat dan medialah yang justru memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam menjaga standar bahasa yang sudah dimiliki. Masyarakat dapat membantu pemeliharaan bahasa dengan memeragakan penggunaan bahasa yang baik dan benar, media pun dapat menjaga sajian bahasa lisan maupun tulisannya dengan benar.

Editor :

Caroline Damanik

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger