Home » » Kecurangan UN Diungkap

Kecurangan UN Diungkap

Written By Dino Cerata on Minggu, 26 Mei 2013 | 23.11

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Kecurangan UN Diungkap
May 27th 2013, 06:11

Kompas/Luki Aulia Kunci jawaban ujian nasional.

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pendidikan menemukan bukti kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional 2013 tingkat SMA/SMK/MA beberapa waktu lalu. Bukti kecurangan antara lain berupa satu lembar kunci jawaban. Bukti itu diperoleh dari seorang siswa dari sekolah swasta di Jakarta yang mengadu kepada gurunya.

Temuan ini dipublikasikan Koalisi Pendidikan di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat (24/5) lalu. "Kami juga punya rekaman pengakuan guru-guru yang membenarkan kasus ini," kata Siti Juliantari Rachman dari ICW.

Menurut Juliantari, penerapan UN memicu sebagian siswa, kepala sekolah, dan guru bertindak curang. Ini karena sekolah yang nilai rata-ratan UN-ya rendah dianggap siswa dan gurunya kurang berprestasi.

"Ini yang memicu kecurangan massal, terstruktur, dan sistemik," kata Juliantari.

ICW menilai perubahan variasi soal dari lima jenis menjadi 20 jenis tidak lantas menghilangkan kecurangan. Buktinya, masih ditemukan bocoran kunci jawaban di kalangan siswa. "Jika banyak kecurangan seperti ini, bagaimana validitas hasil UN 2013," kata Juliantari.

Febri Hendri, peneliti senior ICW, mengatakan, semua bukti akan dibeberkan setelah pelapor mendapat jaminan perlindungan. Untuk itu, pekan depan ICW akan ke Kemdikbud untuk meminta siswa tersebut dilindungi.

Di Malang, Suwarjana, Kepala Bidang Pendidikan SMP, SMA, dan SMK, Dinas Pendidikan Kota Malang, mengatakan, ujian nasional perlu tetap dilakukan untuk mengukur prestasi siswa.

"Jika tidak ada ujian nasional, sistem apa yang bisa digunakan untuk mengukur prestasi siswa atau sekolah?" ujarnya. Meski demikian, ia meminta agar UN terus-menerus diperbaiki walaupun rata-rata nilai UN di Malang terus meningkat.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk menghindari para siswa konvoi dan mencorat-coret pakaian, para siswa diharuskan menggunakan pakaian adat saat pengumuman kelulusan. "Cara ini lebih mendidik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Guntur Taladjan. (LUK/WER/BAY)

Editor :

Caroline Damanik

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger