Home » » Cerita di Balik 86

Cerita di Balik 86

Written By Dino Cerata on Jumat, 01 Juni 2012 | 07.47

KOMPAS.com - Sains
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Cerita di Balik 86
Jun 1st 2012, 14:47

Jakarta, KompasOtomotif - Di balik  penampilannya yang sporty dan cukup eksotis, Toyota 86 punya banyak cerita latar belakang menarik. Untuk proses pembuatan 86 ini, Toyota tidak sendiri. Pastinya juga mengikut sertakan peran insinyur Subaru. Maklum, 86 dan Subaru BRZ menggunakan basis bodi dan mesin yang sama.   

Desain
86 dirancang oleh Akihiro 'Dezi' Nagaya, General Manager Toyota Design Division yang mengadopsi konsep 3 mobil sport Toyota terdahulu. Pertama, Toyota 800 (yota-hachi) bermesin boxer dengan gerak belakang. Kedua, 2000GT untuk desain dan AE86 untuk spirit sport. Saat merancang, Nagaya memarkir  2000GT di sebelah 86 untuk menyamakan bentuk sepatbor (fender) depan dan belakang. 

Saat dites di terowongan angin, hambatan angin atau coefficient of drag (cd), hanya 0,27. Sedangkan perbandingan berat depan dan belakang 53:47, yang berarti hampir seimbang. Kedua faktor tersebut menghasilkan "rasa" mengemudi yang yang mantap.

Untuk ban, digunakan merek dan jenis yang sama dengan Prius Gen3, yaitu Michelin Primacy HP ukuran 215/45 R17. "Ban Prius selain hambatannya rendah, daya cengkeramnya juga oke. Pas untuk stabilitas mobil sport," jelas Anton Jimmi Suwandy, Manajer Komunikasi Toyota Astra Motor (TAM) yang ikut pelatihan 86 di Jepang.

Serba 86
86 pada mobil ini bukan sekadar nama. Diameter dan langkah piston juga 86 x 86 mm. Begitu juga dengan diameter lubang knalpot, 86 mm. Sedangkan gril bemper berentuk huruf "T".

Ciri khas lain, permukaan elips logo 86 di fender - depan kanan-kiri - bisa dilepas dan ditukar dengan lubang udara berbentuk sirip untuk membuang panas di ruang mesin. Nantinya, untuk varian TRD yang dilengkapi turbo. logo 86 di sepatbor itu bisa dicopot.

Kendati menggunakan mesin boxer Subaru, teknologi dari Toyota adalah injeksi langsung. Dengan teknologi ini, selain menghasilkan efisiensi bahan bakar,  juga mantap dikebut krena tenaga yang dihasilkan 205 PS. Memang tidak sebesar Subaru WRX - sama-sama menggunakan mesin boxer - namun tenaganya  227 PS berkat adanya turbo.

Untuk memindahkan tenaga digunakan transmisi  manual 6 percepatan dari  Lexus IS dengan rasio gigi rapat. Sementara untuk otomatis, juga dengan Lexus ISF, dilengkapi dengan mode sport dan snow yang bisa diatur dari konsol tengah.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger