Home » » Mahasiswa Psikologi Unair Rintis "Bengkel Moral"

Mahasiswa Psikologi Unair Rintis "Bengkel Moral"

Written By Dino Cerata on Selasa, 15 Mei 2012 | 22.14

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Mahasiswa Psikologi Unair Rintis "Bengkel Moral"
May 16th 2012, 05:14

Mahasiswa Psikologi Unair Rintis "Bengkel Moral"

| Lusia Kus Anna | Rabu, 16 Mei 2012 | 11:07 WIB

CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO/KOMPAS Sekelompok murid PAUD berkerumun di Taman Bacaan Masyarakat di Mal atau TBM Mall di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Serang, Provinsi Banten, Minggu (2/5). TBM di mal untuk meningkatkan minat baca ini dapat diakses semua kalangan, terutama mereka yang mengantar keluarga atau kerabatnya berbelanja di pusat perbelanjaan.

Kompas.com - Sejumlah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya merintis sarana pendidikan moral untuk anak-anak yang dinamakan "Bengkel Moral Karang Menjangan" atau "BeMo Karmen".

Menurut Isvan Shona, ketua program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKM-M), bengkel moral tersebut memiliki kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak usia TK hingga SD. Saat ini kegiatan tersebut baru diikuti oleh 12 anak.   

"Niat membuat bengkel moral itu dilatarbelakangi perilaku sejumlah anak-anak SD yang kurang sopan di lingkungan tinggal kami," katanya.
     
Oleh karena itu, anak-anak di sekitar lokasi Bengkel Moral akan diajari tentang cara menghargai, berkata dengan sopan, mengucapkan terima kasih, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi sesama dan perilaku positif lain.
     
"Pelajaran di kelas moral dwi mingguan itu berbeda dengan pelajaran PPKN di sekolah, karena lebih difokuskan pada praktiknya, bukan sekadar teori," katanya.
    
Ia menjelaskan pengajaran tentang kebaikan-kebaikan tersebut juga disampaikan dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan permainan edukatif dan "story telling". Selain itu, ada program bernama "Bemo Lewat" yang mengasah aspek afeksi anak dengan cara memberikan stimulus kepada anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya ketika melihat hal yang ditemui saat berkeliling. Aspek psikomotorik terpenuhi saat peserta didik diajak berkeliling.
     
"Ada salah satu program kami yang bernama Pahlawan Bemo. Melalui program itu anak-anak diminta untuk membuat kerajinan tangan untuk orang-orang yang mereka sayangi," katanya.
     
Hingga kini, "BeMo Karmen" masih berlangsung di Karang Menjangan. "Kami akan melakukan monitoring dan kerja sama dengan banyak pihak untuk keberlangsungan kegiatan itu, seperti BEM Fakultas Psikologi Unair dan Ketua RT dan RW setempat," katanya.
     
Ia mengharapkan apa yang dilakukan bersama teman-temannya akan menggugah pihak lain dan relawan lain untuk mengembangkan program bengkel moral itu.
     
"Anak-anak itu cenderung belajar dari apa yang mereka lihat di sekitar mereka (modelling), karena itu mulai dari keluarga hingga masyarakat sekitar anak harus ikut memberikan contoh yang baik," katanya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger