TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan pertambangan bauksit di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mulai melirik teknologi BiTumMan (Biji Tumbuh Mandiri) untuk kegiatan revegetasi lahan pasca tambang. Kehadiran teknologi BiTumMan ini, diharapkan menjadi solusi atas kegagalan revegetasi yang dilakukan secara konvensional selama ini.
"Kehadiran teknologi BiTumMan ini patut kita apresiasi. Ini karya anak bangsa yang harus kita hargai dan dukung sepenuhnya. Saya sendiri yang akan memulai penggunaannya di Pulau Bintan," ujar Presdir PT Prajasta Bumi Kangboi, Hamzah Jasman, seusai bertemu dengan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) di Hotel Aston, Tanjungpinang, Senin (15/10/2012).
Siaran pers yang diterima Kompas, Senin malam, menyebutkan, selain lahan pasca tambang, PT Prajasta Bumi Kangboi juga sudah menyiapkan lahan tidur untuk penanaman kayu sengon seluas 2.475 hektar. Diharapkan, dengan bantuan teknologi BiTumMan ini, lahan pasca tambang dan lahan tidur di Pulau Bintan bisa menjadi lahan produktif yang berdampak pada peningkatan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat .
Menurut Hamzah, lahan tidur yang akan ditanami dengan kayu sengon itu, rencananya akan digarap dengan sistem tumpang sari, yakni memanfaatkan celah-celah tanaman pokok dengan tanaman jagung. "Soal pasar, kami sudah ada komitmen dengan Pasific Investment Corporation," katanya.
Ketua Bidang Litbang AISKI, Ady Indra Pawennari, menjelaskan, BiTumMan adalah media tumbuh biji tanaman hasil rekayasa serbuk sabut kelapa (coco peat), gambut, Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan bakteri rizosfir. Coco peat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Bahan ini juga memiliki pori-pori yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Kandungan trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah dan menjaga tanah tetap gembur dan subur.
Coco peat juga mengandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K), Natrium (Na) dan Fospor (P). Perekayasa pada Balai Pengkajian Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr Yenni Bakhtiar mengatakan, benih (biji-bijian) tanaman yang digunakan dalam penerapan teknologi BiTumMan adalah benih pilihan yang bersertifikat. Benih pilihan tersebut dilapisi dengan mikoriza dan bakteri rizosfir yang bertujuan menyediakan sejumlah inokulum biofertilizer yang cukup pada tiap benih. Sehingga pada saat benih berkecambah akan langsung terinfeksi dengan inokulum biofertilizer yang melapisinya.
Editor :
Tjahja Gunawan Diredja
0 komentar:
Posting Komentar