Ilustrasi Rumput Laut (ANTARA/Saiful Bahri)
bisa menjadi perekat warna kain
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Rumput laut di seluruh dunia terbagi menjadi sekitar 9.000 spesies, dan 550 spesies di antaranya ada di Indonesia. Meski demikian banyak spesies yang tersedia di perairan kita, ternyata hanya segelintir saja yang telah dimanfaatkan.
Tiga spesies "populer" rumput laut di Indonesia adalah Gracilaria sp, penghasil agar-agar, Euchema cottonii dan Euchema spinosium yang menghasilkan karaginan (kappa dan iota karaginan). Sementara ratusan spesies rumput laut lainnya belum tersentuh sama sekali.
Salah satu spesies rumput laut yang belum banyak dimanfaatkan adalah Sargassum sp. Di Indonesia terdapat 15 jenis Sargassum, dan selalu dianggap sebagai pengganggu oleh nelayan penangkap ikan.
Padahal, berdasarkan riset yang dilakukan oleh para peneliti dari Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, Sargassum mengandung alginat yang tinggi di bagian batangnya.
Bila alginat itu diekstrak, akan sangat banyak manfaatnya bagi keperluan industri pangan dan non-pangan.
Ekstrak alginat dari Sargassum bisa menjadi perekat warna kain di industri tekstil, dan mayoritas alginat yang beredar di Tanah Air masih merupakan produk impor.
Sargassum juga kaya akan unsur-unsur hara mikro dan makro untuk mendukung pertumbuhan tanaman, karena Sargassum mengandung zat pemacu pertumbuhan (ZPT) tanaman seperti auksin, sitokinin, dan giberillin.
Bila zat pemacu ini diberikan kepada tanaman, maka akar akan memanjang, daun pun semakin banyak, dan produksi buah bakal meningkat.
Sebagai pupuk organik, Sargassum sangat potensial mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pupuk kimia.
"Dari 1 kg tepung rumput laut Sargassum, bisa dihasilkan konsentrat pupuk organik cair 20-30 liter. Untuk penggunaan, konsentrat ini harus diencerkan hingga 100 kali lipat," kata Jamal Basmal, peneliti pemanfaatan Sargassum sebagai pupuk.
Menurut estimasi Jamal, potensi produksi Sargassum di Indonesia adalah 482.400 ton per tahun.
"Bila sekitar 50 persen produksi Sargassum ini dipakai untuk pupuk organik, maka kita bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 242.200 ton," tandasnya.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2012
Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com
Komentar Pembaca
Kirim Komentar
0 komentar:
Posting Komentar