Mendikbud: Tawuran Seperti Kehidupan Primitif...
JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi kekerasan di kalangan anak muda terus menjadi sorotan lantaran tawuran antar pelajar maupun mahasiswa yang memakan korban jiwa tak kunjung berhenti. Belum habis masalah di satu tempat, kejadian serupa pecah kembali di tempat lain. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan, sivitas akademika harus mengedepankan nilai budaya dan akademik merupakan salah satu pencegahan tawuran antar pelajar dan mahasiswa yang marak terjadi belakangan ini.
"Tawuran dan hantam-hantaman itu maaf ya, seperti dalam kehidupan primitif. Era yang baru ini kembangkan tradisi dan budaya," kata Nuh, saat memberikan sambutan pada pertemuan rektor perguruan tinggi negeri se-Indonesia, di Gedung D Dikti, Jakarta, Senin (15/10/2012).
Nuh juga mengimbau agar para pimpinan perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa sebaiknya tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Saat ini, lanjutnya, adalah era demokrasi dimana masing-masing orang memiliki pendapat yang bebas diungkapkan.
"Ini jaman demokrasi. Jangan gunakan pendekatan yang mengedepankan fisik. Jika masih seperti itu, maka terjebak dalam kehidupan primitif," tegas Nuh.
Salah satu contoh yang akhirnya memicu aksi kekerasan adalah senioritas di dalam kampus yang tampak pada kegiatan orientasi pengenalan kampus atau ospek. Terkadang maksud baik dalam kegiatan ini menjadi beralih saat mahasiswa baru justru menjadi sasaran dari para senior.
Editor :
Caroline Damanik
0 komentar:
Posting Komentar