Home » » Daripada Melarang, Sampaikan Saja Lewat Dongeng

Daripada Melarang, Sampaikan Saja Lewat Dongeng

Written By Dino Cerata on Rabu, 31 Oktober 2012 | 05.14

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Daripada Melarang, Sampaikan Saja Lewat Dongeng
Oct 31st 2012, 12:14

DEPOK, KOMPAS.com - Saat usia emas (0-3 tahun), anak-anak menyerap apa saja yang dilihat dan didengarnya. Begitu pula saat memasuki masa taman kanak-kanak, anak-anak tak segan mencoba adegan yang dilihatnya menarik atau meniru kata-kata baru yang didengarnya.

Untuk itu, orang tua dan guru dituntut agar dapat mengatur tutur kata dengan baik ketika menjelaskan suatu hal pada anak. Pasalnya, orang tua dan guru memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan pengembangan pendidikan untuk masa selanjutnya.

Pendongeng, Heru Prakoso, mengatakan bahwa rasa ingin tahu anak-anak pada tahapan pra-sekolah dan taman kanak-kanak cukup besar. Oleh karena itu, anak-anak ini selalu antusias dan mencoba mengambil dan mencontoh apa saja yang dianggapnya menarik meski terkadang bahaya.

"Saat anak-anak seperti ini, selalu yang muncul kata larangan. Jangan begini dan jangan begitu," kata Kak Heru, sapaan akrab Heru Prakoso, saat Seminar Sastra Anak di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Senin (29/10/2012).

"Kata-kata larangan yang terlalu keras ini membentuk anak-anak yang mudah marah saat besar. Jadi hati-hati berkata terhadap anak," imbuh Heru.

Ia menjelaskan bahwa membentuk anak yang memiliki karakter tenang dan penyayang pada sesama cukup dengan menjalin komunikasi dengan baik. Penyampaian berbagai hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak sebaiknya disisipkan dalam media yang edukatif.

"Contohnya, membacakan cerita atau mendongeng dengan analogi yang mudah dipahaminya. Masukkan pesan moral yang ingin disampaikan kepada anak dengan cara yang menyenangkan," jelas Heru.

Ia juga menuturkan bahwa dongeng atau cerita dilakukan secara berkala pada anak-anak sehingga pesan moral atau nasihat yang dimaksud akan terus diingat dan tanpa disadari diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam hal ini, orang tua atau guru juga harus kreatif dan tidak monoton dalam bercerita.

"Jangan hanya sekali atau dua kali. Tapi jadikan kebiasaan. Nanti malah akhirnya, anak-anak yang akan ketagihan. Kalau anak kemudian minta lagi untuk dibacakan cerita atau dongeng, berarti orang tua tidak usah repot lagi menasehati karena anaknya sudah minta sendiri," tandasnya.

Editor :

Caroline Damanik

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger