Home » » Siswa Belum "Ngaku", SMA Don Bosco Belum Jatuhkan Sanksi

Siswa Belum "Ngaku", SMA Don Bosco Belum Jatuhkan Sanksi

Written By Dino Cerata on Jumat, 27 Juli 2012 | 01.07

KOMPAS.com - Edukasi
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Siswa Belum "Ngaku", SMA Don Bosco Belum Jatuhkan Sanksi
Jul 27th 2012, 08:07

Kekerasan

Siswa Belum "Ngaku", SMA Don Bosco Belum Jatuhkan Sanksi

Penulis : Alfiyyatur Rohmah | Jumat, 27 Juli 2012 | 14:54 WIB

Dibaca:

Alfiyyatur Rohmah Wakil Kepala SMA Don Bosco Pondok Indah Gerardus Gantir, ketika memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus bullying di sekolah tersebut, Jumat (27/7/2012). Kejadian Bullying tersebut menimpa Arry dan 6 siswa baru lainnya di daerah Pertok, Pondok Indah, Jakarta Selatan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak SMA Don Bosco Pondok Indah belum memberikan sanksi kepada delapan orang siswa kelas tiga yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap tujuh orang juniornya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaaan SMA Don Bosco Pondok Indah Gerardus Gantur mengatakan, sanksi belum diberikan karena para siswa terduga pelaku tidak mengakui melakukan tindak kekerasan. Menurut dia, hal ini menyulitkan sekolah melakukan tindakan tegas.

"Ke delapan anak itu kan tidak semuanya melakukan tindak kekerasan. Jadi kami tidak bisa langsung memberikan sanksi," kata Gerardus, saat memberikan keterangan pers, Jumat (27/7/2012), di SMA Don Bosco Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Ia menambahkan, pihak sekolah akan memberikan sanksi setelah ada proses hukum yang saat ini ditangani Kepolisian Resor Jakarta Selatan. Kasus ini sendiri tengah diselidik polisi setelah orangtua siswa korban melaporkan ke polisi pada Rabu (25/7/2012) dan Kamis (26/7/2012) kemarin.

Sementara itu, Manajer Pendidikan SMA Don Bosco Pondok Indah Ibnu Markatab mengatakan, mengenai pemberian sanksi, sekolahnya memiliki aturan tersendiri. Siswa yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi ringan atau berat tergantung pada kasusnya.

Jika terbukti melakukan kekerasan, kata dia, sekolah akan mengeluarkan siswa tersebut. Ibnu juga mengatakan, pihak sekolah berani mengeluarkan siswanya yang terbukti melakukan tindak kekerasan.

Sementara itu, ada perbedaan keterangan antara korban dan terduga pelaku yang dihimpun pihak sekolah. Ada korban yang mengatakan dibawa dengan mobil milik terduga pelaku RR menuju lokasi tempat terjadinya aksi kekerasan. Keterangan lainnya menyebutkan bahwa para korban sudah ada di lokasi tanpa ada proses penjemputan ataupun datang bersama para terduga.

Orangtua salah satu korban, Lanjut Bangun mengatakan, pihaknya meminta sekolah mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan siswa yang diduga menjadi pelaku bullying.

"Anak saya sampai sekarang (hari ini) tidak mau sekolah. Dia ketakutan, tertekan. Maka, kami meminta kepada sekolah, kalau bersalah keluarkan dari sekolah. Selama dia (pelaku) masih ada, anak kami tidak tenang sekolah. Kalau mereka dikeluarkan, anak saya akan tetap sekolah di sana," kata Lanjut, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/7/2012).

Selain itu, ia juga meminta jaminan bahwa tindakan serupa tidak terjadi lagi.

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Artikel pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger