Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menilai perupa Raden Salah memiliki keragaman di Timur bertemu dan berpadu dengan keragaman di Barat, mengingat setelah berusia 22 tahun ia hidup selama 20 tahun di Eropa.
"Dia seorang keturunan Arab yang dibesarkan dalam keluarga bupati di Jawa Tengah, dengan karya-karya yang sejak muda menyerap estetika Barat. Bahkan ia dianggap punya peran dalam sejarah seni rupa Jerman," kata Wapres Boediono di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan saat dirinya menyampaikan sambutan dalam peringatan 60 tahun hubungan Indonesia dan Jerman serta pembukaan pameran Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia yang berlangsung 3-17 Juni 2012.
Hadir dalam acara itu antara lain Ibu Herawati Boediono, mantan Presiden BJ Habibie, serta Duta Besar Federasi Jerman untuk Indonesia Norbert Baas.
Menurut Wapres, Raden Saleh telah melintas batasan kesukuan dan tempat dan sejak kecil perupa itu adalah hasil pertemuan beberapa unsur yang membentuk Indonesia serta sebuah contoh kebhinekaan.
Di dalam kebhinekaan itulah Raden Saleh menyumbang kesenian Indonesia yang baru, yang melebihi batas-batas kedaerahan dan dalam hal itulah ia merupakan bagian dari ke-Indonesiaan.
Seperti diketahui, kata Boediono, kebangsaan Indonesia mengatasi batas-batas suku, etnis, wilayah dan agama, seperti bangkitnya kesadaran nasional di awal abad ke-20.
"Itulah kesadaran yang baru, kesadaran yang membuka diri ke depan. Kesenian mempunyai peran yang penting dalam menumbuhkan semangat baru yang luas dan terbuka itu," kata Wapres.
Wapres menilai bahwa Raden Saleh merupakan teladannya dan saat seni rupa Indonesia berkembang pesat seperti ini, karya-karyanya dapat memberikan inspirasi untuk perkembangannya lebih jauh.
(A025)
0 komentar:
Posting Komentar